Pages

0

cerpenn

CINTA YANG TERPENDAM

By : raihani

From : http://www.cerpen.net/

Rasa itu, tiba-tiba saja hadir menghampiri hatiku, rasa yang sering sekali aku tepis dan aku musnahkan. Saat itu aku baru saja melanjutkan pendidikan ku di Perguruan Tinggi, cita-cita untuk menggapai masa depan yang lebih cerah, lebih baik sehingga aku memberanikan diri untuk melanjutkan studi di kota pelajar. Aku hanya ingin fokus demi kuliahku, demi masa depanku karena harapan orangtuaku berada dipundakku.

Alhamdulillah aku diterima dilingkukan kost yang sangat Islami “Istana Bidadari” yang membuatku semakin mendalami Islam dengan penuh keyakinan . Tanpa terasa perubahan itu langsung menjadi 180 derajat. Yang semulanya aku belum mengenakan busana muslimah, setelah berada di istana itu aku langsung mantap untuk merubah penampilan itu. Awalnya aku masih menggunakan baju muslimah “gaul” seiring waktu berjalan aku malu pada penampilanku sehingga aku memutuskan untuk menjadi muslimah sejati. Dengan dibaluti jubah dan kerudung yang menutupi auratku aku semakin mantap untuk mendalami Islam.

Waktu berlalu aku telah menginjak semester III, dilingkungan kampusku sangat sedikit sekali muslimah yang berpakaian sepertiku bahkan dikelas hanya aku sendiri yang berpenampilan seperti ini. Sehingga temen-temen cukup menghormatiku sebagai muslimah. Walaupun bukan hanya aku yang menggunakan kerudung tetapi mereka berpenampilan modis yang membuat mereka masih kelihatan menarik untuk diperhatikan.

Aku senang sekali dengan temen2ku dikampus walaupun kita berbeda keyakinan tetapi mereka cukup menghormatiku, sering sekali mereka bertanya tentang Islam kepadaku, khususnya tentang jilbab. Salah satu temen non muslim menanyakan kok ada jilbab yang kecil sama yang besar sih rai?, terus mereka pakai jilbab bajunya juga ketat, yang bener sih seperti kamu ray? Memakai baju dan kerudung yang menutupi degan sempurna”. Aku tersenyum mereka bertanya tapi bisa menyimpulkan sendiri.

Aku berusaha untuk berakhlak seperti yang telah diajari oleh Rasullullah SAW, setiap bertemu dengan sahabat2ku tidak lupa aku mengucapkan salam kepada mereka dan menyalami dengan penuh ikhlas kepada mereka tidak perduli mereka muslim apa tidak , kecuali laki2 dianjurkan tidak bersalaman dengan mereka karena bukan muhrim.

Aku merasakan terkadang dengan penampilanku seperti ini temen2 hampir tidak pernah berkata yang kasar ataupun yang tidak layak dihadapanku. Pernah suatu ketika temen2 sedang ngumpul untuk menunggu dosen , mereka sedang mengobrol sepertinya seru sehingga ramai. Saat itu aku baru masuk kekelas dan duduk tiba 2mereka menghentikan pembicaraan tetapai saat itu aku mendengar “ sst ada ray, g enak klw denger kan kita ngobrolnya ceplas ceplos. Dalam hatiku terseyum trima kasih temen2 kalian cukup menghargaiku.

Kegiatan rutin pengajian sering aku ikuti hampir setiap pekan aku mendapatkan materi dari murobbiku ataupun ustad yang berceramah. “manajemen qolbu” yang selalu membuatku ingin sekali menjaganya.

Tapi entah mengapa rasa itu tiba-tiba datang menghampiriku, seorang teman sekelas yang mulanya biasa saja , karena kepintaran , keramahan dan low profilenya membuat aku menjadi berfikir tentangnya. Sering sekali aku dinasehati ketika aku berbicara tentang seorang laki-laki maka nasehat yang sering aku dapati dari ustad adalah CUT, hilangkan fikiran itu kalau tidak mau dimasukin setan.

Aku mengkuti nasehat dari ustad setiap terlintas tentangnya maka aku berisitghfar dan mengcutnya dari fikiranku. Tetapi ketika aku berada dikampus rasa itu muncul secara tiba-tiba rasa simpati kepadanya entah mengapa sulit sekali aku mengcutnya. Karena itu muncul secara alamaiah di alam bawah sadarku. Tetapi nasehat ustd selalu aku turuti karena tidak ada conteks pacaran didalam Islam.

Aku berusaha meghilangkannya tapi aku ingin sekali sahabatku ini menjadi orang yang lebih baik, akhirnya aku memberikan Juz amma & Al-Matsurat kepadanya. Aku berharap dengan ini aku hanya mengingatnya karena teman seiman. Ternyata hal itu membuatku semakin mengingatnya, dan akhirnya hampir setiap hari aku mengingatnya. Apakah ini yang namanya jatuh cinta? Tapi tidak ada pacaran didalam Islam. Hari demi hari aku lewati dengan ada rasa didalam hatiku.

Aku mempunyai seorang sahabat hampir setiap hari dia sering menceritakan tentang pacarnya, walaupun kadang-kadang dia sering bertanya ISLAM g da pacaran ya, “tapi gimana ya.

Aku cuma menasehatinya ya hati-hati aja, karena memang pacaran itu kuncinya syaiton untuk menggoda kita.

Semester demi semester telah berlalu, rasa simpati itu semakin mendalam , kadang aku bertanya apakah perasaan itu sama yang dirasakan olehnya. Aku tidak pernah menceritkan perasaan itu kepada siapapun kecuali murobbiku. Kadang sering sekali aku merasakan beda dengannya , pernah suatu hari aku tidak sengaja beradu pandang dengan Arif aku semakin salah tigkah tetapi aku merasakan hal yang sama dengannya, kadang aku berfikir apakah hanya perasaanku saja.

Ketika aku menyapa teman dan memberikan salam cipika -cipiki kepada sahabatku yang perempuan spontan Arif mengatakan “jadi pengen sambil mengelus2 pipinya”.Pernah juga sahabatku Ulya yang selalu berangkat dan pulang bareng denganku , ketika Ulya berangkat dengan pacarnya Ulya tiba dikampus duluan, sehingga aku yang berangkat dengan bis datang belakangan, lalu Ulya mengatakan eh tadi Arif nanyain kamu Ray kok ray belum datang, aku yang mendenger itu merasa senang sekali apakah dia memperhatikanku.

Pernah suatu hari aku tidak masuk tetapi aku melihat absenku ada yang menandatangani, dalam hatiku bertanya2 siapa yang menandatangani aku berfikir si Ulya tapi ketika aku melihatan Ttd kok mirip dengan Ttd Arif aku semakin bertanya2. Pernah juga suatu hari tidak sengaja aku dan Arif berpakaian warna yang serasi tiba2 spontan temen2 meledeki cie kok pas ya, aku semakin salah tingkah walaupun aku berusaha tidak salah tingkah dihadapanya.

Tanpa terasa semester demi semester telah berakhir dan tiba saatnya Semua pada sibuk menggarap TA(tugas Akhir) konsentrasi sudah mulai terbagi-bagi. Aku dan Ulya sering mengerjakan bareng tetapi Ulya hanya sering curhat daripada mengerjakan. Dia memperlihatkan foto mantan pacarnya wow banyak sekali kataku. Kok bisa, dia hanya tersenyum, ulya cuma mengatakan Ray pasti nggak pernah pacaran ya. Aku tersenyum tetapi Ulya merasa penasaran denganku jadi selama ini ray g ada pernah jatuh cinta atau gimaa gitu kok bisa? Aku tidak bisa berbohong stiap manusia pasti punya rasa itu tidka dipungkiri, dan akhirnya untuk pertama kali aku curhat kepada Ulya tentang perasaanku tetapi aku hanya megatakan “aku simpati pada Arif” O ya tapi aku fikir2 kayaknya Arif juga gitu deh sering gitu tanyain amu Ray Ulya menjawab, Ray kok belum datang, atw kok g bareng sama Ray. Aku bilang sudahlah itu cuma pertanyaan biasa. Kitakan cuma temen aku juga cuma simpati karena dia pinter aja.

Tanpa terasa wisuda , ya wisuda I yang temen2 nanti-nantikan tidak terasa kuliah sudah slesai tetapi sampai saat ini aku hanya memendam rasa, aku berfikir berarti aku tidak akan pernah berjumpa dengannya lagi, tapi rasa ini sulit sekali untuk dihilangkan.

Hari bahagiapun tiba wisuda aku sedih sekali karena kedua ortuku tidak bisa mendampingiku disaat hari bahagia ini , tetapi aku cukup terhibur dengan kehadiran sahabatku2 di istana bidadari”. Senyum kebahagiaan terpampang dari temen2 wisuda, untuk tmen sekelasku tidak banyak yang wisuda cuma 10 orang karena ini termasuk wisuda dengan lulus cepat. 2 ½ tahun DIII.

Blist2 kamera yang selalu menghiasi ruangan untuk memotret para wisudawan. Acarapun selesai aku hanya memandangi kebahagian temen2 bersama keluarganya.

Sahabat-sahabatku dari Istana Bidadari semua memberikan ucapan selamat padaku dan akhirnya kamipun foto bersama2 tanpa disadari temenku Sinta memperhatikan Arif ei.ei tunggu, ada yang ngambil foto kita loh tu . Aku langsung melihatnya benar itu Arif semakin membuatku penasaran.

Tidak terasa wisuda sudah tiga hari berlalu tinggal menunggu Ijazah yang akan di ambil kampus, aku menuju kampus aku berfikir hanya tinggal beberapa hari saja aku akan hadir dikampus setelah itu mungkin entah kapan aku akan bisa ksini lagi fikirku. Aku bertemu dengan teman2 yang sedang mengambil kenangan wisuda kami saling bersalaman , aku tidak melihat Arif, “oh fikirku ini adalah hari terakhir tetapi dia tidak ada” dengan perasaan sedih aku menuju ke bis untuk kembali ke kosku, didlam lamunanku aku dikagetkan dengan deringan sms , lalu aku membuka pesan singkat itu

“halo ray pa kabar, udah ngambil ijazah, ow ya udah lihat belum foto-foto wisuda , banyakloh foto-foto temen kita, foto ray juga ada. Aku salut sama anak kost Istana Bidadari mereka kompak ya, , ow iya ray nanti ray mau melanjutka S1 g? Lanjut ya Ray biar kita bisa sekelas lagi.ray selama ini kita hanya berteman biasa bisa lebih g?”

aku membaca sms itu dengan seksama, aku berfikir siapa gerangan yang menulis sms itu, pertama kali aku berfikir temenku Riana tetapi setelah membaca kalimat terakhir aku menjadi penasaran tidak mungkin itu seorang wanita. Aku berfikir siapa yang mengirim sms ini tidak ada nama, aku membalas sms tersebut “maaf ini siapa ya” tidak ada balasan dan tidak pernah di sms lagi setelah itu.

Aku menjadi penasaran siapakah gerangan, apakah itu Arif fikirku sepertiya tidak ada teman yang mengetahui nama kostku. Aku berfikir panjang.

Ray datang kekostku untuk sekedar bermain , aku memberitahukan sms itu , ow ya siapa ya coba aku hubungi nomornya, ternyata suara cewek kok Ray.

Ulya tertuju pada Arif , mungkin saja Arif ya nanti deh kapan-kapan aku mau ngorek2 informasi dari Arif. Jangan-janagn mang Arif Ray

Hampir 2 minggu Ulya tidak pernah menghampiriku setelah kuceritakan sms itu, ada apa gerangan dengan sahabatku ini. Apakah sakit fikirku. Sore itu aku menjenguk Ulya, aku mengetuk pintunya “Assalamu'alaikum “

Ulya : “ ya sebentar”

ulya membukakan pintunya lalu Ulya kelihatan kaget melihatku, aku bertanya

“kenapa ul, kok dah lama g ke kost sakit ya”

lalu dengan nada seperti rengekan manja ulya menjawab

“ray, ray maaf maaf ray”

“maaf , maaf apa Ul, mangnya ada apa kamu minta maaf”

“maaf ray , Arif , Arif”

“mangnya kenapa dengan Arif”

“arif ray ternyata ternyata dia menyukaiku”

jujur aku kaget, aku seperti tidak percaya, dan sedih tapi aku berusaha untuk bersikap biasa2 saja didepan Ulya,

ulya” maafkan aku ray, aku jadi tidak enak denganmu”

“kok jadi g enak” kataku, “lah biasa aja “

kan “aku g da apa -apa dengannya, aku cuma simpati aja Ul karena dia pinter g lebih” kataku

“ kalau Arif senang denganmu ya apa salahnya dia kan baik Ul”

“maaf kan aku ya Ray” katanya

“aduh sahabatku” santai aja Ul

Pulang kekost aku sedih,aku kecewa,aku sangat malu seolah2 dunia ini mentertawakanku. Aku sedih. Berarti selama ini aku salah sangka, ini hanya perasaanku saja. Aku bener2 malu pada diriku.Aku tidak ingin bertemu dengannya lagi, Ya Allah ternyata hamba salah selama ini aku telah menduakanmu, ampuni hamba ya Allah....

0 komentar:

Posting Komentar

Back to Top